Antara Pembangunan Kesejahteraan dan Pendidikan: Dilema Kawasan Industri Dekat Kompleks Pendidikan
Disusun oleh:
Nur Febrianty, Emiliana Putri Maharani, Musdalifah Riska, Thaifah Zhahirah
Indonesia adalah negara yang masuk ke dalam kategori negara berkembang, kerap disebut pula negara industri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa secara ekonomi Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara industri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2021, industri adalah segala bentuk aktivitas usaha atau manufaktur yang memanfaatkan sumber daya industri maupun mengolah bahan baku mentah hingga menghasilkan produk yang mempunyai value dan manfaat yang jauh lebih tinggi, juga jasa terkait dengan industri. Perkembangan kawasan industri di berbagai daerah Indonesia sering kali menjadi penanda kemajuan ekonomi sekaligus modernisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri, beberapa kawasan industri yang didirikan berdekatan dengan kompleks masyarakat, bahkan hingga kompleks pendidikan. Kompleks pendidikan yang berlokasi di Kota Makassar, yaitu Kawasan Industri Makassar, berada dekat dengan kompleks pendidikan dan lingkungan masyarakat yang cukup memprihatinkan. Acap kali wilayah pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Kondisi ini menimbulkan dilema: di satu sisi industri menghadirkan peluang kerja sama, lapangan kerja, dan fasilitas penunjang; tetapi di sisi lain keberadaannya juga membawa potensi masalah, seperti polusi, kebisingan, hingga gangguan konsentrasi belajar. Fenomena inilah yang menarik untuk dikaji, sebab pendidikan sebagai investasi jangka panjang bangsa harus tetap terjaga kualitasnya meskipun berada di tengah arus pembangunan industri.
Sebenarnya terdapat banyak hal yang bisa diperoleh masyarakat sekitar, seperti meningkatnya sektor perekonomian. Masyarakat cenderung menyambut baik keberadaan kawasan industri karena dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan serta ketenteraman, membuka kesempatan kerja bagi penduduk sekitar, sekaligus meminimalisir angka pengangguran. Meski keberadaannya menghadirkan tantangan, kawasan industri yang berdiri dekat dengan kompleks pendidikan juga membuka peluang dari sisi ekonomi dan pengembangan keterampilan. Sekolah maupun perguruan tinggi dapat menjalin kerja sama dengan pihak industri dalam bentuk magang, praktik kerja lapangan, atau penelitian bersama yang relevan dengan dunia kerja. Selain itu, hadirnya kawasan industri turut mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar sekolah, misalnya dengan munculnya usaha kuliner, kos-kosan, maupun layanan transportasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan siswa.
Terdapat beberapa dampak berbahaya yang dapat muncul apabila terjadi kelalaian dalam mengelola lingkungan oleh sektor industri. Hal ini bisa berdampak serius, baik bagi ekosistem maupun kesehatan masyarakat. Salah satu dampak paling umum adalah kerusakan lingkungan berupa pencemaran air, udara, dan tanah, yang menjadi bukti nyata kurangnya kepedulian lingkungan dapat menimbulkan masalah luas. Limbah cair yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu—seperti dari industri pulp dan kertas—sering kali mengandung bahan kimia berbahaya yang mencemari sungai, danau, hingga sumur warga. Kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti gatal-gatal, diare, hingga dampak jangka panjang yang lebih serius.
Selain persoalan lingkungan, kedekatan kawasan industri dengan kompleks pendidikan juga membawa dampak sosial dan psikologis bagi para siswa. Lalu lintas padat akibat mobilitas pekerja dan kendaraan industri sering menciptakan kemacetan serta meningkatkan risiko kecelakaan di sekitar sekolah. Tidak hanya itu, keberadaan mobil-mobil pabrik dengan kapasitas besar juga semakin memperburuk situasi. Kerap kali waktu operasional industri bertepatan dengan aktivitas para siswa, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi mereka maupun orang tua. Di sisi lain, interaksi antara pelajar dan pekerja industri kadang menimbulkan perbedaan gaya hidup maupun kebiasaan yang berpotensi memengaruhi perilaku siswa, baik secara positif maupun negatif. Situasi ini dapat memengaruhi rasa aman, kenyamanan belajar, serta perkembangan psikologis siswa yang seharusnya tumbuh dalam lingkungan stabil dan kondusif.
Kerusakan jalan akibat kendaraan berat yang sering keluar masuk kawasan industri juga memberi dampak besar bagi masyarakat setempat. Jalan yang rusak meningkatkan risiko kecelakaan dan menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu, asap industri menimbulkan polusi udara yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA). Tidak jarang bau bahan mentah industri dan polusi yang dihasilkan cukup mengganggu siswa; jika dihirup terlalu lama, dapat menyebabkan sesak napas. Hal-hal ini tentunya perlu segera dibenahi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, diperlukan kemitraan dengan masyarakat melalui sosialisasi maupun kerja sama guna mencapai kenyamanan dan keamanan bersama. Selain itu, pengelolaan limbah B3 harus diperketat, karena kerap kali limbah tersebut dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak di sektor industri. Dengan demikian, keberadaan kawasan industri yang berdekatan dengan kompleks pendidikan menghadirkan dua sisi mata uang: peluang sekaligus tantangan. Dampak lingkungan, sosial, dan psikologis yang ditimbulkan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah, pengelola sekolah, dan masyarakat. Di sisi lain, potensi kerja sama dengan industri tidak boleh diabaikan, asalkan tetap mengutamakan misi pendidikan sebagai penguat sumber daya manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan tata ruang yang lebih bijaksana serta regulasi lingkungan yang ketat agar industri dan pendidikan dapat berjalan berdampingan secara harmonis tanpa saling mengorbankan.
0 Komentar