LODING : Extreme Climate

 




Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh      

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya hingga kami dapat menyelesaikan LODING edisi kali ini. Tak lupa pula shalawat serta salam kami curahkan terhadap junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam terang benderang.

Pada edisi kali ini kami mengangkat judul “EXTREME CLIMATE” untuk disuguhkan kepada para pembaca. Dapat diketahui sebagian besar daerah di Indonesia mengalami perubahan iklim yang ekstrim hingga menyebabkan perubahan cuaca tidak menentu. Dan kita akan membahasnya bersama-sama pada edisi penerbitan LODING kali ini!

Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penerbitan LODING ini. Untuk itu, jangan lupa berikan kritik dan saran dari kepada anggota redaksi untuk membuat LODING lebih baik kedepannya. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca yang menyempatkan membaca karya kami.

Salam Jurnalistik!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


ARTIKEL : 

Perubahan Iklim Ekstrim Di Indonesia 

        Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim yaitu pemanasan global.  Perubahan iklim berdampak secara global, termasuk di Indonesia. Contoh yang bisa kita lihat adalah kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015. Ini adalah salah satu kebakaran hutan terbesar yang pernah terjadi di Tanah Air.

        Kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 2,6 juta hektar lahan atau 4,5 kali luas Pulau Bali. Padahal, hutan Indonesia sendiri merupakan jenis hutan hujan tropis yang selalu basah atau lembap, sehingga sulit terbakar secara alami. 

        Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun.

        Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

        Menurut laporan BMKG pada bulan September 2020, Indonesia berada pada perubahan iklim ekstrem. Data itu didasarkan kenyataan kenaikan suhu Bumi yang tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek perubahan alam dan kehidupan manusia.

        Melalui pengumpulan indikasi perubahan iklim ekstrem data dari 89 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan September 2020 adalah 27,2°C. Suhu ini naik 0,6°C dibandingkan dengan suhu rata-rata bulan September periode 1981-2010 di Indonesia, yaitu 26,6°C.


Sumber =

1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklim

2. http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/perubahan-iklim

3. https://m.solopos.com/bmkg-indonesia-lalui-perubahan-iklim-ekstrem-1088811


Daerah yang Terdampak Perubahan Iklim 

        Berbagai dampak dari perubahan iklim sangatlah dirasakan dalam kehidupan manusia, secara umum perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global.  Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami dampak perubahan iklim ini yakni provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

        Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa bencana banjir bandang akibat badai siklon tropis Seroja di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur adalah dampak dari perubahan iklim global. Menurut analisis, siklon tropis terjadi mungkin karena adanya pemanasan global. Meski baru hipotesis sementara, ada hubungan erat antara meningkatnya suhu air laut dan peristiwa bencana ini.

        Diketahui, badai siklon tropis seroja telah menerjang 10 kabupaten dan 1 kota di NTT, antara lain; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur (banjir bandang), Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.

        Meski hubungan pemanasan global dan musibah NTT masih hipotesis, tidak ada salahnya bagi kita untuk lebih menyadari bahaya pemanasan global. Butuh edukasi terus-menerus untuk menyadarkan masyarakat betapa bahayanya pemanasan global.






TOP 7 : 7 Dampak dari Perubahan Iklim


1. Harga Pangan Meningkat

    Untuk beberapa dekade mendatang, para pakar memprediksi hasil tanaman pangan mulai dari jagung hingga gandum, beras hingga kapas, akan menurun hingga 30 persen. Hasil yang menurun ini berujung pada peningkatan harga pangan. Sebab, akan ada proses, penyimpanan, dan transportasi pangan yang membutuhkan air dan energi lebih.\


2. Siklus yang Tidak Sehat

    Meningkatnya suhu ditambah dengan populasi global akan mencuatkan permintaan energi. Ini akhirnya berujung pada produksi emisi yang menyebabkan perubahan iklim dan, ironisnya, memicu lebih banyak lagi emisi. Sedangkan curah hujan, diproyeksikan akan menurun sebanyak 40 persen di beberapa lokasi.


3. Rusaknya Infrastruktur


    Januari 2013 , Ibu Kota Indonesia – Jakarta - ini lumpuh ketika nyaris semua titik jalannya terendam banjir, termasuk pusat pemerintahan di Jakarta Pusat. Jalan dan bus transportasi umum yang merupakan infrastruktur penting bagi warga Jakarta tidak lagi berfungsi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut, 15.423 jiwa harus mengungsi. Daerah yang terendam meliputi 720 RT, 309 RW, 73 Kelurahan, dan 31 Kecamatan.


4. Berkurangnya Sumber Air

    Membludaknya jumlah penduduk menyebabkan tingginya permintaan air. Ini menimbulkan penyedotan besar-besaran terhadap sumber air yang ada. Khusus untuk Jakarta, naiknya muka air laut dapat membuat batas antara air tanah dan air laut semakin jauh ke daratan. Sehingga mencemari lebih banyak sumber air minum.


5. Meningkatnya Penyakit Pernapasan

    Perubahan iklim juga menyebabkan polusi udara yang akhirnya menurunkan fungsi dari paru-paru. Di kota besar seperti New York City, Amerika Serikat, kasus asma akan meningkat sebanyak sepuluh persen.


6. Bencana Hidrologi

Bencana alam, hasil dari perubahan iklim, meningkatkan badai dan cuaca ekstrem. Hanya beberapa kota di dunia yang mempunyai sistem penanggulan yang cukup baik untuk bencana-bencana tersebut.


7. Tekanan Iklim dan Adaptasi

Meskipun manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat besar, namun tekanan perubahan iklim yang berlangsung lama meningkatkan risiko gangguan fungsi jantung, pernapasan, ginjal, hormonal, kekebalan bayi, anak-anak, usia lanjut dan penderita cacat, sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular.


Posting Komentar

0 Komentar